Dan di sinilah aku. Sendiri lagi malam ini. Hanya ditemani beberapa lagu kesukaanmu. Yang kuharap bisa sedikit mengurangi rasa rinduku padamu.
Kau terlalu baik meninggalkanku sangat jauh. Kau terlalu baik memberiku waktu untuk memikirkan rasaku padamu. Apakah itu nyata, atau hanya ilusi semata. Kau terlalu baik untuk memahamiku bahwa, seharusnya aku melupakanmu. Semua orang benar, seharusnya aku tidak menurutki nafsuku. Tak seharusnya aku masuk terlalu jauh dalam perasaan yang tak menentu ini. Dan sekarang, aku berusaha untuk naik dan keluar. Tapi semuanya terasa sia-sia. Ini terlalu dalam. Aku tak tau apa yang kupikirkan saat itu. Tak seharusnya aku bermain-main dengan perasaan. Ini sungguh rumit. Dan aku, terlalu berlebihan. Mungkin memang aku tak bisa menyalahkanku. Karena, semua memang salahku. Aku tau itu. Kau sangat baik. Sungguh baik. Dan aku, sedikit bodoh. Aku merasa hampa tanpamu. Padahal, aku seharusnya baik-baik saja. Kau terlalu berharga bagiku. Padahal kau jarang menghargaiku. Aku sungguh bingung. Jujur saja, aku ingin keluar dari semua permainan gila dan rumit ini. Tapi sangat susah. Apakah kau menarikku? Dan terus menerus memintaku kembali? Atau ini hanya kelemahanku saja yang tak bisa bangkit lagi? Ini sungguh memuakkan. Seharusnya aku merasa bahagia dengan semua perasaan ini. Tapi... Ini sungguh menyakitkan. Ini salah siapa? Siapa yang harus ku salahkan? Pada siapa aku harus mengadu? Siapa yang harus menyelesaikan semua ini?
Selalu kucoba untuh mengulurkan tali, tapi putus. Terlalu berat beban perasaanku yang harus ditanggungnya. Ku coba menaiki tangga-tangga untuk bangkit. Tapi terlalu licin. Dan aku terjatuh lagi. Bahkan lebih dalam. Ku coba untuk merangkak di dindingnya. Tapi terlalu sakit. Kenapa kau biarkan duri-duri itu tumbuh di dindingnya? Tak iba kah kau melihatku? Aku tertekan. Biarkan aku keluar dan bahagia.
........
(The story of broken hearted man '65)
Kau terlalu baik meninggalkanku sangat jauh. Kau terlalu baik memberiku waktu untuk memikirkan rasaku padamu. Apakah itu nyata, atau hanya ilusi semata. Kau terlalu baik untuk memahamiku bahwa, seharusnya aku melupakanmu. Semua orang benar, seharusnya aku tidak menurutki nafsuku. Tak seharusnya aku masuk terlalu jauh dalam perasaan yang tak menentu ini. Dan sekarang, aku berusaha untuk naik dan keluar. Tapi semuanya terasa sia-sia. Ini terlalu dalam. Aku tak tau apa yang kupikirkan saat itu. Tak seharusnya aku bermain-main dengan perasaan. Ini sungguh rumit. Dan aku, terlalu berlebihan. Mungkin memang aku tak bisa menyalahkanku. Karena, semua memang salahku. Aku tau itu. Kau sangat baik. Sungguh baik. Dan aku, sedikit bodoh. Aku merasa hampa tanpamu. Padahal, aku seharusnya baik-baik saja. Kau terlalu berharga bagiku. Padahal kau jarang menghargaiku. Aku sungguh bingung. Jujur saja, aku ingin keluar dari semua permainan gila dan rumit ini. Tapi sangat susah. Apakah kau menarikku? Dan terus menerus memintaku kembali? Atau ini hanya kelemahanku saja yang tak bisa bangkit lagi? Ini sungguh memuakkan. Seharusnya aku merasa bahagia dengan semua perasaan ini. Tapi... Ini sungguh menyakitkan. Ini salah siapa? Siapa yang harus ku salahkan? Pada siapa aku harus mengadu? Siapa yang harus menyelesaikan semua ini?
Selalu kucoba untuh mengulurkan tali, tapi putus. Terlalu berat beban perasaanku yang harus ditanggungnya. Ku coba menaiki tangga-tangga untuk bangkit. Tapi terlalu licin. Dan aku terjatuh lagi. Bahkan lebih dalam. Ku coba untuk merangkak di dindingnya. Tapi terlalu sakit. Kenapa kau biarkan duri-duri itu tumbuh di dindingnya? Tak iba kah kau melihatku? Aku tertekan. Biarkan aku keluar dan bahagia.
........
(The story of broken hearted man '65)
Comments
Post a Comment